Rabu, 18 Desember 2013

Contoh Proposal salmonella pada empek-empek

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Makan tradisonal adalah makanan dan minuman, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat Indonesia. Biasanya makanan tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber lokal yang memiliki citarasa yang relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat.
Salah satu contoh jajanan khas Indonesia adalah pempek. Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
1
 
Pempek terbuat dari bahan dasar daging ikan dan tepung tapioca. Pempek memiliki citarasa khas dan disukai masyarakat, memiliki nilai ekonomi dan nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan gizi utama pada Pempek adalah protein, lemak, dan karbohidrat yang diperoleh dari ikan dan tepung tapioca. Kandungan gizi lainnya berupa vitamin dan mineral.
2
 
Tetapi jika pada pengolahan yang salah pada pempek, maka pempek yang bergizi dapat menjadi media pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme yang sering ada pada makanan antara lain mikroorganisme penyebab infeksi melalui makanan yang sering terjadi adalah : Salmonella atau Salmonelliasis.           
            Salmonella typhi merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi usus yang disebut juga sebagai tifus abdominalis atau thypoid dan sering kita sebut sebagai demam thypus. (Soedarto, 2009:127)
Sehingga cara pengolahan pada makanan terutama pada pempek harus diperhatikan kebersihan dan jenis ikan yang digunakan. Supaya pempek tidak terkontaminasi dengan bakteri Salmonella typhi.

B.       Rumusa Masalah
       Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
       Apakah pada makanan pempek terdapat Salmonella typhi?



C.     
3
 
Tujuan Penelitian
1.      Umum
Untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme pada makanan pempek mentah.
2.      Khusus
Untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella typhy pada makanan pempek mentah.

D.      Manfaat Penelitian
1.      Bagi masyaratkat
Dengan adanya penelitian seperti ini penulis berharap dapat memberi informasi kepada masyarakat supaya lebih memeperhatikan kebersihan dalam mengolah makanan agar dapat meningkatkan kualitas hidup sehat.
2.      Bagi ilmu pengetahuan
Sebagai sumber informasi berkaitan dengan keberadaan Salmonella typhi pada makanan pempek yang mempengaruhi kejadian demam thypoid, sehingga dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa/i analis dan bahan bacaan pada pustaka universitas Muhammadiyah Semarang.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Makanan Pempek
Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Pempek terbuat dari bahan dasar daging ikan dan tepung tapioca. Pempek memiliki citarasa khas dan disukai masyarakat, memiliki nilai ekonomi dan nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan gizi utama pada Pempek adalah protein, lemak, dan karbohidrat yang diperoleh dari iklan dan tepung tapioca. Kandungan gizi lainnya berupa vitamin dan mineral.
Tetapi jika pada pengolahan yang salah pada pempek, maka pempek yang bergizi dapat menjadi media pertumbuhan mikroorganisme.
4
 
Terdapat berbagai jenis mikroorganisme dalam makanan. Mikroorganisme dalam makanan sebagian besar sangat merugikan kesehatan, dan dapat menimbulkan penyakit bagi tubuh. Mikroorganisme dalam makanan antara lain adalah sebagai berikut:
5
 
Mikroorganisme Penyebab Keracunan Makanan dan Penyakit Menular 
Penyakit yang timbul bila seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman  dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama makanan atau minuman tersebut mungkin mengandung komponen beracun, kedua makan mungkin mengandung mikroorganisme dalam jumlah yang cukup untuk dapat menimbulkan gejala penyakit. Berdasarkan hal tersebut penyakit yang ditimbulkan oleh makanan dapat digolongkan dalam dua kelompok besar menurut penyebabnya, yaitu keracunan dan infeksi mikroorganisme.
Keracunan makanan merupakan gejala penyakit yang ditimbulkan sebagai akibat dari mengkonsumsi suatu makanan, baik penyakit penyakit tersebut disebabkan oleh racun maupun oleh mikroba penyebab infeksi yang terdapat di dalam makanan tersebut.  Contoh beberapa mikroorganisme yang dapat menyebabkan keracunan adalah : Clostridium botulinum, Clostridium perfringens, Bacillus cereus, Staphylococcus, dan lain-lain. Sedangkan mikroorganisme penyebab infeksi melalui makanan yang sering terjadi adalah : Salmonella atau Salmonelliasis.  Salmonella adalah jenis bakteri yang termasuk dalam kelompok Enterobacteriaceae. Jenis Salmonella yang paling sering menyebabkan keracunan adalah Salmonella typhimurium dan Salmonella enteriditis. 
6
 
Salmonella ditemukan dalam usus hewan, baik jenis unggas maupun sapi atau kambing. Pencemaran Salmonella dapat melalui kotoran ayam.  Hewan lain dapat juga terinfeksi Salmonella pada waktu pemotongan di rumah pemotongan hewan melalui pisau atau alat lain yang digunakan dan melalui air pencucian yang mengandung Salmonella. Dengan demikian makanan akibat infeksi Salmonella bersumber pada bahan makanan, seperti daging ternak, daging ayam atau telur yang dimasak kurang sempurna atau karena penanganan bahan makanan secara tidak benar sebelum dimasak.

1.      Salmonella typhi
Salmonella typhi merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi usus yang disebut juga sebagai tifus abdominalis atau thypoid dan sering kita sebut sebagai demam  thypus. Bakteri ini berbentuk batang  yang  pada pewarnaan bersifat gram – negatif. Kuman ini mempunyai panjang 1 - 3,5 mikron. (Soedarto ,2009: 127)
Description: Untitled


Gambar 2.1. Salmonella typhi (http//:3.blogspot.com)
a.     
7
 
Klasifikasi
Klasifikasi atau penggunaan tatanama yang sering dipakai pada Salmonella sp. berdasarkan epidemiologi, jenis inang, dan jenis struktur antigen (misalnya S.typhi, S .thipirium). Jenis atau spesies Salmonella sp. yang utama adalah S.typhi (satu serotipe), S.choleraesuis, dan S. enteritidis (lebih dari 1500 serotipe). Sedangkang spesies S. paratyphi A, S. paratyphi B, S. paratyphi C termasuk dalam  S. enteritidis (Jawezt et al, 2004).
Berdasarkan penggolongan dan tata nama Salmonella typhi  termasuk ke dalam klasifikasi sebagai berikut :
Kerajaan          : Bakteria
Filum               : Proteobakteria
Kelas               : Gamma proteobakteria
Ordo                : Enterobakteriales
Genus              : Salmonella
Spesies             : Salmonella typhi

b.      Tempat Hidup Salmonella typhi
Kuman ini terdapat di dalam kotoran, urine manusia,  makanan dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut Tyfoid fever, karena pada umumnya kuman menyerang usus, maka usus bisa menjadi luka, dan menyebabkan perdarahan, serta bisa pula terjadi kebocoran usus. Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik itu sendiri dan carrier, yang mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman Salmonella typhi dalam tinja dan tinja inilah yang merupakan sumber pencemaran. (Afriadi.Riana,2011:37)
c.         
8
 
Morfologi dan Sifat Biakan
Kuman ini berbentuk batang gram negatif, berukuran 2 – 4π x 0,6π, bergerak. Tidak bersimpai dan tidak berspora, tetapi memiliki fimbria.Bersifat aerob dan anaerob fakultatif, suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah 37ºC dan pH optimumnya 6 – 8 .Pertumbuhan pada media HIB, terjadi kekeruhan menyeluruh sesudah dieramkan semalam tanpa pembentukan selaput. Pada media Mac Conkey tidak meragikan laktosa sehingga tidak berwarna dan pada media gula – gula kuman ini meragikan glukosa, manosa, sukrasa dan maltosa dengan di sertai pembentukan asam dan tidak membentuk gas, kecuali laktosa tidak berwarna karena koloninya tidak meragikan laktosa. Tidak membuat indol, tetapi reaksi metil merah positif, VP negatif dan sitrat mungkin positif. Tidak menghidrolisis urea dan membentuk H2S pada bekas tusukan saja.(Gupte. Satish, 1990 : 272 )
9
 
Demam tifoid adalahi salah satu penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Salmonella typhi penyakit menular yang akut. Masa inkubasi pada umumnya 10 sampai 14 hari. Gejalanya mencakup demam, perut gembung, sukar buang air besar, pusing, lesu, tidak ada nafsu makan, mual, muntah.  (jawetz, Menick dan Adelberg, 2008:261)
Diagnosisnya dini dilakukan dengan biakan darah, diagnosis lanjut dapat dilakukan dengan biakan darah, feses, urine dan uji widal untuk antibodi pasien terhadap antigen O dan H. Pengobatan mungkin di persulit dengan adanya syok.(Hawley. Louise B, 2003 : 74)
d.      Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Pertumbuhan bakteri akan terganggu bila faktor – faktor  pertumbuhannya tidak sesuai. Salmonella typhi termasuk kuman golongan mesofilik karena Salmonella typhi mempunyai suhu optimum antara 30 – 370C. Air digunakan sebagai alat transportasi dan ekskresi. Salmonella typhi merupakan bakteri yang bersifat anaerob dan aerob fakultatif yang artinya bakteri ini bisa tumbuh saat oksigen ada atau tidak ada. Secara umum, semua bakteri membutuhkan satu atau lebih materi. Sumber nitrogen seperti NO2, NO3, NH2 dan NH3.Salmonella typhi mampu tumbuh pada pH optimum antara 6,0 – 8,0.
Salmonella typhi bersifat non fermenter laktosa, pada media EA berwarna ungu.  Kehadiran inhibitor bisa menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri, diantaranya adalah antibiotik. Contoh kelompok bahan antibakteri adalah fenol, alkohol, halogen, logam berat, detergen, aldehida. Dari sekian banyak contoh diatas, senyawa fenol paling banyak digunakan karena senyawa tersebut tidak hanya terdapat pada antibiotik sintetik, namun pada senyawa alam yang dikenal sebagai polifenol, detergen, sanitizer, dan lain- lain. (http://www.wikipedia-Antibakteri-Mekanisme.htm).
10
 
 


B.      
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
-          pH
-          air
-          suhu
-          Garam organic
-          Mineral
-          Sumber nitrogen
-          oksigen
-          makanan pempek mentah

 
Kerangka Teori
                       
Pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
 
 









C.      Kerangka Konsep
Makanan pempek mentah
 
Pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
 
 




       Variabel bebas (Independent)                                Variabel Terikat (Dependent)
D.     
11
 
Hipotesa
       Makanan pempek mentah dapat menjadi media pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.



















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
            Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

B.       Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi jurusan FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang, Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2013.

C.      Populasi dan Sampel
     Populasi dan sampel yang dipakai adalah makanan pempek mentah yang dibeli di Pasar Pedurungan Semarang.

D.      Jenis dan Pengumpulan Data
     Data yang didapat adalah data primer dari hasil penelitian di laboratorium bakteriologi Universitas Muhammadiyah Semarang, yaitu data yang meliputi pengaruh bahan makanan sebagai media pertumbuhan bakteri Salmonella typhi.


12
 
 


E.      
13
 
Alat dan Bahan
1.      Alat yang digunakan dalam penelitian:
a.       Tabung reaksi
b.      Rak tabung reaksi
c.       Erlenmeyer
d.      Batang pengaduk
e.       Cawan petri
f.       Ose mata
g.      Ose jarum
h.      Pipet volume
i.        Lampu spirtus
j.        Autoclave
k.      Inkubator
l.        Timbangan
m.    Oven
n.      Mikroskop
o.      Objek glass
p.      Becker glass
q.      Gelas ukur
r.        Pisau
s.       Kapas steril
t.        Kompor
u.     
14
 
Panci

2.      Bahan-bahan yang digunakan
a.       Pempek mentah
b.      Media SSA
c.       Aquades

F.       Prosedur Kerja

1.      Sterilisasi Alat dan Bahan
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121o C selama 15 menit dengan tekanan 2 atm.

2.      Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar
Alat :
a.       Sendok tanduk
b.      Kertas pH
c.       Timbangan
d.      Pipet tetes
e.       Batang pengaduk
f.       Gelas ukur
g.      Beaker glass
h.     
15
 
Cawan petri
i.        Erlenmeyer

Komposisi :
a.    Lab-Lemco powder 5,0 gr
b.    Peptone 5,0 gr
c.    Laktose 10,0 gr
d.      Bile Salt 8,5 gr
e.       Sodium Citrate 10,0 gr
f.       Sodium thiosulphate 8,5 gr,
g.      Ferric citrate 1,0 gr
h.    Briliant green 0,00033 gr
i.      Neutral red 0,025 gr
j.        Bacto Agar 13,5 gr

Cara kerja :
a.       Timbang bahan sesuai kebutuhan
b.      Masukkan kedalam panci
c.       Ditambah aquadest yang telah diukur pHnya
d.      Dimasak diatas penangas sampai tidak ada butiran
e.       Dimasukkan kedalam erlenmeyer agar menuangnya mudah
f.       Media dituang pada cawan petri
g.     
16
 
Tunggu sampai media itu padat
h.      Media dibungkus kertas lalu disimpan pada lemari es

3.      Pembuatan Suspensi Sampel
Alat :
a.       Botol contoh steril
b.      Cawan petri steril
c.       Pembakar bunsen
d.      Inkubator
e.       Mikroskop
f.       Tabung reaksi
g.      Timbangan Mortal dan penggerus

Bahan :
a.       Sampel makanan pempek
b.      Nacl Fisiologi 25%

Cara kerja :
a.       Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.      Disiapkan 4 buah botol pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4 yang masing-masing telah terisi 9 ml aquadest steril.
c.      
17
 
Ditimbang 1 ml sampel dan dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 ml air steril, dihomogenkan (pengenceran 10-1).
d.      Dari pengenceran 10-1 diambil 1ml lalu dimasukkan dalam botol pengenceran II yang telah berisi 9 ml aquadest, (pengenceran 10-2).
e.       Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran lainnya

4.      Percobaan
Alat :
a.       Ose mata
b.      Inkubator
c.       Pembakar spirtus

Bahan :
a.       Media SSA
b.      Suspensi sampel
Cara kerja :
a.       Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.      Dilakuakn pengerjaan secara aseptis
c.       Diambil media SSA yang sudah padat
d.      Dengan ose mata diambil suspensi kuman kemudian di gores pada media SSA
e.       Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37 0C selama 1x24 jam
f.      
18
 
Diamati jika terbentuk koloni hitam zona kuning maka positif untuk Salmonella typhi.

G.      Analisa Data
Data yang terkumpul dianalisis bahwa adanya Salmonella typhi pada pempek mentah.
H.      Definisi Operasional
Salmonella typhi merupakan bacillus gram negatif berbentuk batang, tidak berspora, mempunyai flagel, ukuran 2-4 mikrometer X 0,5-0,8 mikrometer, pada biakan agar koloninya besar bergaris tengah 2 sampai 3 milimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak menyebabkan hemolisis.
  








DAFTAR PUSTAKA

Afriadi.Riana,2011,Penyakit Perut,Puri Delco, Jakarta
Gupte. Satish,MD,1990, Mikrobiologi Dasar, Binarupa Aksara, Jakarata
Melinck. Jawetz & Adelberg, 2004, Mikrobiologi Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
prof. Dr. Soedarto ,DTM &H,PhD,Sp.Park, 2009,Penyakit Menular Di Indonesia, Sagung Seto,Jakarta